![]() |
Foto dok. kompas.com |
KARAWANG - SMP 6 Karawang Barat membuat inovasi sistem presensi dengan notifikasi langsung ke WhatsApp orang tua atau wali siswa, namanya e-monitoring. Tujuannya untuk mencegah siswa membolos dan mencegah janjian tawuran saat jam belajar.
Guru Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) SMP 6 Karawang Barat, Dadan Ramdhani, mengatakan e-monitoring sistem presensi peserta didik dan PTK online dikembangkan sendiri oleh sekolah. Konsepnya adalah untuk memantau peserta didik agar bisa terkontrol dalam hal kehadiran dan tugas-tugas sekolah berbasis online.
"Ketika peserta didik scan barcode di e-monitoring sistem presensi peserta didik dan PTK online, ada notifikasi terhadap orangtua dan kepala sekolah untuk guru melalui pesan WhatsApp yang akan terkirim," ujar Dadan di SMP 6 Karawang Barat, seperti dilansir dari kompas.com, Jumat (31/1/2025).
Pemberitahuan yang masuk mencakup juga jam masuk dan pulang sekolah. Dengan demikian, orangtua atau wali murid bisa turut melakukan monitoring. Di monitor, alat juga otomatis terpampang jumlah kehadiran siswa.
Inspirasi pembuatan sistem itu berawal dari diskusi dengan sejumlah guru, polisi keamanan sekolah (PKS), dan kepala sekolah tentang bagaimana caranya meningkatkan kualitas pendidikan di SMPN 6 Karawang, terutama peserta didiknya dalam hal kehadiran dan tugas-tugas hariannya.
Setelah melakukan brainstorming, kata Dadan, akhirnya muncul ide seperti pembuatan e-monitoring ini.
"Setelah semua ide saya tampung dan diolah, kemudian dibuat algoritmanya," ujar Dadan. Dadan menyebut siswa yang terlambat masuk tetap bisa memindai barcode pada perangkat presensi. Scan ini bukan hanya saat masuk, melainkan juga ketika pulang sekolah. Proses scan sendiri hanya berlangsung sekitar setengah detik. Petugas piket akan memantau proses scan. Begitu juga guru yang mengajar akan melakukan pengecekan kembali.
"Nah kebetulan pemberlakuan sistem ini ada guru piket yang mengawasi, jadi tidak dilepas begitu saja," ujar Dadan saat ditanya cara menghindari siswa titip absen. Untuk pemberitahuan ke nomor WhatsApp orangtua, kata Dadan, sebelumnya sekolah telah menghimpun data.
Orangtua juga bisa melakukan pembaruan nomor melalui sistem yang disediakan.
Jika notifikasi tiba-tiba hilang, orangtua bisa menghubungi admin untuk mengantisipasi hal yang tidak diinginkan.
Dadan menyebutkan, data sebanyak 1.321 peserta didik yang terinput akan terekap dalam sistem termasuk penyelesaian tugas harian.
Pihaknya juga tengah mengembangkan dashboard agar orangtua bisa memonitor secara daring.
"Jadi, tidak ada lagi orangtua yang dari rumah siswa berangkat ke sekolah tahunya bolos. Jadi, kami punya data. Orangtua juga bisa mengetahui riwayat kehadiran peserta didik di sekolah baik secara harian, mingguan, maupun bulanan," ujar Dadan.
Kepala SMPN 6 Karawang, Hadi Mulyadi, menyatakan sistem e-monitoring ini merupakan hasil kerja sama tim IT sekolahnya. Dalam pengembangannya, ia ingin meningkatkan sinergi antara orangtua dengan pihak sekolah.
"Ini mungkin kami berharap hal-hal yang mungkin menjadi kekhawatiran di awal bisa diantisipasi. Seperti siswa bolos, itu kan orangtua akan tahu," kata Hadi.
"Jam berapa siswa datang. Jadi, kami akan dorong ke arah sana sehingga orangtua akan nyaman. Karena tahu anak pulang jam berapa, tahu anak datang jam berapa masuk ke sekolah," ujar Hadi.
Hadi berharap sistem tersebut bisa bermanfaat bagi orangtua siswa dan sekolah. Sistem ini tengah dilakukan uji coba dan berlaku efektif pada 1 Februari 2025. (*)
0 Komentar